PERDAGANGAN INTERNASIONAL DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

A. PENGENALAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL SERTA CATATAN PERKEMBANGAN NYA
Perdagangan dunia telah mengalami ekspansi besar-besaran selama tiga dekade terakhir ini. Perubahan teknologi dalam bidang transportasi dan komunikasi, keuangan dinia dan sistem perdagangan yang lebih terbuka telah mendorong peningkatan pendapatan negara-negara di berbagai kawasan.
Indonesia memiliki ekonomi relatif terbuka. Menurut Fane ( 1996), Feridhanustyawan dan Pangestu (2003), liberalisasi di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1990 dan moderenisasi sistem pajak sekitar tahun 1983 dan 1985. Dalam perkembangan perdagangan Indonesia banyak mengalami hambatan terutama akibat nilai tukar rupiah yang terus merosot.
Perkembangan nilai ekspor dan impor Indonesia disajikan pada Tabel, dimana nilai ekspor dan impor Indonesia meningkat cukup besar. Di tahun 1970 ekspor dan impor Indonesia masing-masing hanya sebesar 1.161 juta US$ dan 1.002 juta US$, yang telah meningkatkan masing-masing menjadi 62.124 juta dan US$ 33.515 juta US$ pada tahun 2000 dan terus meningkat hingga tahun 2006 yang mana jumlah ekspor Indonesia mencapai 100.798.6 juta US$ dan jumlah impornya sebesar61.065,5 juta US$.
B. POLA PERDANGAN INTERNASIONAL
Teori Smith Ricardo, dan Heckscher-Ohlin membantu menjelaskan pola perdagangan internasioanl yang kita amati dalam perekonomian dunia. Beberapa aspek dari pola yang mudah dimengeri. Iklim dan dukungan sumber daya alam yang menjelaskan mengapa Ghana mengekspor kakaom Brasil mengekspor kopi, Arab saudi mengekspor minyak dan Cina mengekspor udang laut. Namun, banyak pola yang diamati perdangan internasional lebih sulit untuk dijelaskan. Misalnya, mengapa jepang mengekspor mobil, barang elektronik, dan peralatan mesin ? mengapa Swiss mengekspor kimia, farmasi, jam tangan dan perhiasan? Teori keunggulan komparatif David Ricardo memberikan penjelasan dalam hal perbedaan internasional dalam produktivitas tenaga kerja. Semakin canggih teori Heckscher-Ohlin meenekankan interaksi antara proporsi di mana faktor-faktor produksi ( seperti tanah, tenaga kerja, dan modal) yang tersedia di negara- negara yang berbeda dan proporsi di mana mereka membutuhkan untuk memproduksi barang-barang tertentu. Penjelasan ini didasarkan pada asumsi bahwa negara memiliki berbagai anugrah dari berbagai faktor produksi produksi. Tes terhadap teori ini, bagaimanapun, menunjukan bahwa itu adalah kurang kuat dalam menjelaskan pola perdagangan dunia nyata dibandingkan dengan gagasan pertama.
Pada teori ini adapun rangkuman mengenai perdangan Internasional
1. Aliran merkantilis menyatakan bahwa tindakan terbaik bagi suatu negara untuk menjalanka neraca perdangan yang surplus. Mereka mengamati perdagangan seperti “zero-sum game”, yang mana keuntungan yang dialami suatu negara akan menimbulkan kerugian bagi negara lainnya.
2. Teori keunggulan mutlak berpendapat bahwa negara- negara yang berbeda dalam kemampuannya untuk menghasilkan produk secara efisien. Teori ini menyarankan bahwa suatu negara harus melakukan spesialisasi dalam memproduksi barang ditempat yang memiliki keunggulan mutlak dan melakukan impor barang di negara yang memiliki keunggulan mutlak.
3. Teori keunggulan komparatif berkata bahwa masuk akal bagi suatu negara untuk melakukan spesialisasi dalam memproduksi suatu barang yang dapat dihasilkan secara lebih efisien, di samping membeli produk yang dihasilkan secara kurang efisien dari negara-negara lainnya bahkan jika hal ini berarti membeli barang dari neara lain yang dapat dihasilkan sendiri dengan lebih efisien.
4. Teori Heckscher-Ohlin bahwa pola perdagangan internasional dijelaskan oleh perbedaan dalam faktor pendukung. Hal ini memprediksikan bahwa negara akan melakukan ekspor atas barang yang melimpah tersedia di dalam negeri dan akan mengimpor barang yang jarang tersedia di dalam negeri
5. Teori perdagangan internasional sangat penting bagi perusahaan perorangan karena dapat membantu mereka dalam memutuskan di mana akan ditempatkan berbagai macam kegiatan produksi untuk dilakukan.
C. KEBIJAKAN NEGARA PENGIMPOR
Disamping keuntungan yang diperoleh dari perdangan bebas, perdagangan dunia dicirikan oleh hambatan yang membuat harga di negara pengimpor lebih tinggi dariipada harga di pasar dunia. Adanya hambatan perdagangan akan menaikkan harga barang impor dan selanjutnya mengubah harga relatif dalam perekonomia. Ketika harga relatif berubah produksi dan konsumsi melakukan penyesuaian serta kesejahteraan berbagai macam kelompok juga berubah.
Hambatan impor mempunyai berbagai bentuk. Negara-negara semakin kreatif dalam menetapkan hambatan baru dari waktu ke waktu. Hambatan perdagangan yang paling baru dan nyata adalah tarif impor. Tarif impor adalah jumlah tetap per unit (tarif spesifik) atau persentase tetap dari harga berang impor ( tarif pajak berdasarkan nilai barang). Hambatan impor umum lainnya adalah kuota impor, yang membatasi kuantitas produk yang dapat memasuki suatu negara. Terkdang kuota ini telah ditetapkan jumlahnya dalam suatu negara, misalnya Philipina hanya dapat mengirim X ton gula ke Indonesia.
Tingkat kuota tari ( taraiff-rate quota merupakan kombinasi dari koupta impor dan tarif impor. Dalam kebijakan ini jumlah atau nilah impor yang telah tetap diperhitungkan dengan tarif istimewa yang terkadang bernilai nol dan seluruh impor yang melebihi kuota dikenakan tarif yang lebih tinggi.
D. KEBIJAKAN NEGARA PENGEKSPOR
Kebijakan yang menimbulkan kesenjangan antara haraga di pasar dunia dan harga domestik merupakan hal yang tidak asing lagi bagi negara pengimpor. Negara pengekspor sering kali menggunakan kebijakan untuk mempengaruhi pola kebijakan perdangan mereka. Kebijakan- kebijakan ini juga digunakan untuk mencapai tujuan kebijakan domestik yang sangat beragam diantara para negara pengekspor. Umumnya kebijakan ekspor disesuaikan dengan upaya meningkatkan ekspor daripada tetap mempertahankan produksi dalam negeri.
Kebijakan ekspor yang pertama kali dianalisis adalah kebijakan subsidi ekspor. Kebijakan ini umumnya diterapkan pada komoditas pertanian di negara-negara yang lebih berkekmbang seperti Amerika Serikat. Subsidi ekspor memperbolehkan harga domestik di negara pengekspor lebih tinggi dari harga pasar di dunia. Kebijakan ini akan mengurangi kesejahteraan yang sama terhadap surplus produsen, surplus konsumen dan pendapatan pemerintah.
E. KEUNTUNGAN PERDANGAN INTERNASIONAL
Keuntungan diperoleh suatu negara oleh aktivitas perdagangan, yang berati berkaitan dengan kegiatan ekspor dan impor. Perdagangan ( ekspor dan impor) seharusnya memberikan keuntungan bagi seluruh negara yang terlibat didalamnya.
Analisis keunggulan peradagangan internasional biasanya dimulai dengan pemahaman mengenai konsep keunggulan komparatif yang dikemukakan oleh ekonom Inggris, David Ricardo (1772-1823). Konsep keunggulan komparatif menggaris bawahi dalil bahwa produktivitas relatif antar negara lebih penting daripada produktivitas absolut di dalam menentukan pola perdagangan. Batas Kemungkinan Produksi (BKP) merupakan konsep penting untuk menjelaskan keunggulan komparatif dan keuntungan yang diperoleh dari perdaganga.
Berdasarkan pola perdangan Indoesia dan Philipina diasumsikan ada dua jenis komoditas perekonomian, yaitu beras dan gula, kedua jenis komoditas tersebut memerlukan input yang sama, meliputi lahan, tenaga kerja, modal dan lain-lain.

PERANAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA
 Pengaruh Ekonomis
Pengaruh perdagangan internasional pada kegiatan konsumsi dan produksi.
• Pengaruh Ekonomis pada kegiatan Kegiatan konsumsi
Pengaruh ekonomis perdagangan internasional pada kegiatan konsumsi, antar lain berupa semakin banyaknya jumlah serta pilihan barang yang dapat dikonsumsi. Jika kamu berjalan-jalan di supermarket atau took swalayan, kamu akan melihat berbagai jenis barang yang dipajang. Coba perhatikan kemasan suatu barang dengan teliti. Di sana, biasanya tercantum keterangan tempat asal Negara dari barang tersebut.
Dengan adanya perdagangan internasional, barang yang tersedia di pasar bukan hanya berasal dari dalam negeri tetapi juga dari luar negeri. Kita jadi memiliki lebih banyak pilihan barang yang akan kita konsumsi. Meskipun, uang yang kita miliki sama, namun pilihan barang yang dapat kita beli dengan uang tersebut akan tersedia banyak.
Akibat lainya dari perdagangan internasional terhadap kegiatan konsumsi ialah timbulnya demonstration effect (pengaruh mencontoh). Misalnya, produk makanan fastfood (cepat saji) yang merupakan kebiasaan makan di Negara lain. Di Negara amerika serikat, makanan fastfood sebenarnya dimaksudkaan untuk memenuhi kebutuhan para pekerja yang tidak mempunyai banyak waktu. Agar mereka dapat makan lebih cepat, dibuatlah makanan cepat saji yang dapat dimakan sambil mengendarai mobil atau sambil bekerja. Manjamunya restoran fastfood di Indonesia merupakan pengaruh dari meniru kebiasaan makan orang luar negeri.
Demonstaration effect dapat menimbulkan efek yang positif maupun negative. Efek positif dan demonstration effect ialah mendorong produksi menjadi lebih banyak. Semakin banyak orang yang tertarik untuk mencoba jenis makanan tersebut maka akan mendorong dibukanya lebih banyak restoran. Sebuah restoran tentu saja membutuhkan banyak hal, misalnya tenaga kerja, sewa temapt, bahan baku, beras dan bumbu-bumbu masak. Berarti bagi Indonesia kegiatan mencontoh mengkonsumsi makanan ceoat saji itu membuka kesempatan usaha atau produksi yang baru. Akan tetapi, demonstration effect juga dapat berpengaruh negative jika kemudian masyarakat terbiasa untuk melakukan kegiatan konsumsi yang berlebihan (konsumtif).
Pengaruh Ekonomis pada kegiatan produksi Perdagangan internasional memberikan pengaruh yang besar pada kegiatan produksi. Kita sebelumnya sudah mambahas bahwa perdagangan internasional akan mendorong setiap Negara melakukan spesialisasi sesuai dengan keungulan yang dimilikinya. Spesialisasi yang didasarka pada keungulan, akan membuat suatu Negara berusaha memproduksi dalam kualitas yang lebih baik serta jumlah lebih banyak.
Spesialisasi juga akan mendorong peningkatan produktivitas atau keahlian pekerja. Seorang tukang kayu, misalnya, hasil kerjanya dalam menebang kayu akan lebih baik daripada jika dikerjakan seorang pegawai bank yang tidak pernah menebang kayu. ilustrasi tersebut sama dengan spesialisasi dalam suatu Negara. Semakin spesialis produksi suatu Negara maka semakin tinggi kualitas dan produktivitasnya. Peningkatan produktivitas berarti pekerjaanyalebih baik dan cepat sehingga produksi lebih banyak dan berkualitas. Misalnya, orang swiss terkenal sebagai ahli membuat jam tangan selama berabad-abad. Perdagangan internasional mendorong swiss menspesialisasikan diri untuk mengembangkan industry jam tangannya. Hasilnya sampai saat ini, kualitas jam tangan dari swiss tetap diakui sebagai salah satu yang terbaik di dunia.
 Nonekonomis
Selain pengaruh langsung yang bersifat ekonomis, perdagangan internasioanl juga membawa pengaruh yang tidak langsung dan bersifat nonekonomis. Pengaruh nonekonomis perdagangan internasional meliputi aspek budaya, aspek pendidikan, aspek politik, dan aspek militer.

Perdagangan internasional dapat membuka hubungan budaya antarnegara yang melakukan perdagangan, misalnya dengan mengadakan pertukaran seni budaya antarnegara. Dalam aspek pendidikan, perdagangan internasional dapat meningkatkan hubungan beasiswa untuk belajar di suatu Negara, atau memberikan bantuan untuk membangun sekolah-sekolah di Negara yang kurang mampu. Aspek politik dari perdagangan internasional ialah meningkatnya jalinan kerja.

REFERENSI :
BUKU
1. Bisnis dan Perdagangan Internasional
Diterbitkan oleh : Ratya Anindita dan Michael R. Reed
2. Bisnis Internasional buku 1
Diterbitkan oleh : Salemba empat
Penulis : Charles W.L HILL
Chow-hou wee
Krishna udayasankar
3. Alston julian, Colin Carter dan Lovell jarvis, 1989 “ japanese Beef Trade Liberalization :it my not Ben Americans “. Choices 26-30
ARTIKEL
http://obrolanekonomi.blogspot.co.id/2013/03/peranan-perdagangan-internasional-dalam.html